Beranda > Uncategorized > >Disiplin Buruk, Nyawa Melayang

>Disiplin Buruk, Nyawa Melayang

>Sejumlah warga melihat truk semen di lokasi kecelakaan di Pasar Induk Brebes, Jalan Jenderal Sudirman, kemarin. Kecelakaan yang terjadi pukul 05.00 WIB itu menewaskan tujuh orang.

BREBES – Kecelakaan mengenaskan terjadi di Brebes, Jawa Tengah, kemarin. Sebuah truk pengangkut semen curah Holcim menabrak kerumunan pasar tumpah di Pasar Induk Brebes. Akibatnya, tujuh orang tewas dan tujuh lainnya terluka.Kecelakaan diduga terjadi karena sopir mengantuk.

Pengamat Transportasi Universitas Katolik Soegijapranata Semarang, Djoko Setijowarno, menilai kecelakaan terjadi karena tidak dipatuhinya standar mengemudi. Standar mengemudi bagi para sopir itu dalam sehari maksimal delapan jam. “Kalau melebihi waktu itu, sopir diharuskan istirahat minimal setengah jam. Jika tidak, pasti rawan kecelakaan,” ungkapnya kepada SINDO tadi malam.

Menurut Djoko,standar mengemudi telah diatur Undang- Undang No 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas. Namun, persoalan terjadi karena di Indonesia tidak ada yang mengawasi lamanya sopir mengemudi itu. Sebaliknya, sopir sering pula tidak mematuhi aturan. Dia kemudian membandingkan keadaan itu dengan sikap sopir di luar negeri yang menaati aturan standar waktu mengemudi, sehingga kecelakaan bisa diminimalisasi.

“Memang kepolisian sudah melakukan sosialisasi mengenai standar-standar tersebut, tapi para sopir banyak yang melanggar,”paparnya. Kepala Bidang Humas Kepolisian Daerah Jawa Tengah Kombes Pol Djihartono mengaku terus melakukan sosialisasi mengenai tertib berlalu lintas.“Semuanya kami beri sosialisasi. Tidak hanya sopir. Pelajar dari tingkat sekolah dasar pun sudah kami berikan sosialisasi ini,” katanya.

Dia akan menjadikan peristiwa tersebut sebagai bahan analisis sekaligus evaluasi untuk tindakan penegakan hukum selanjutnya. Wakil Bupati Brebes Agung Widiantoro mengaku akan segera menertibkan pasar tumpah yang ada di Brebes untuk mengantisipasi kejadian serupa. Rupanya, selain Pasar Induk Brebes, sejumlah pasar yang berada di daerah tersebut diwarnai pasar tumpah, di antaranya Pasar Bawang Klampok, Pasar Kluwut, Pasar Bulakamba, Pasar Tanjung, dan Pasar Losari.

Hampir semua pasar tersebut berada di sepanjang jalur pantura Brebes. Berdasarkan informasi yang berhasil dihimpun SINDO,peristiwa terjadi ketika aktivitas pasar induk Brebes mulai menggeliat, termasuk pasar tumpah. Saat itu, sekitar pukul 05.00 WIB, puluhan lapak pedagang telah tertata di pinggir Jenderal Sudirman atau jalur searah pantura.

Di tengah aktivitas pasar yang memakan bahu jalan itu, tiba-tiba sebuah truk bernomor polisi B 9748 EG yang melaju dari arah timur (Semarang) menyerong ke arah pasar dengan kecepatan sekitar 50 kilometer/jam. ”Saya dan puluhan pedagang lesehan lainnya kaget.Ada orang yang berhasil menghindari truk, tapi ada juga yang tertabrak atau terserempet,” ungkap Sri Hastuti, penjual ikan yang menggelar dagangannya secara lesehan.

Warga Desa Kertabumi,RT 6/2,Kecamatan Brebes,itu berhasil melompat untuk menghindari serudukan truk. Namun, sejumlah pedagang maupun pembeli tak bisa menghindar dan tertabrak.Korban ada yang tewas di tempat, banyak pula yang mengalami luka cukup parah dan harus dilarikan ke rumah sakit. Truk berwarna putih yang menabrak kerumunan baru berhenti setelah menabrak warung permanen yang berdiri di depan pintu Terminal Angkutan Brebes.

”Saya bersyukur karena masih diberi keselamatan,” ucap Sri yang tak henti-hentinya menangis karena mendapati kejadian maut tersebut. Seluruh korban langsung dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Brebes dan sebagian dibawa RS Dedy Jaya. Korban tewas tercatat atas nama Tri Murdiningsih,34, warga Desa Saditan, Brebes; Raswi,40,dari Pulosari,Bulakamba, Brebes; Sami, 30,Wanasari, Brebes; Darisah, 41, Kalinyamat Kulon, Margadana, Tegal; Sumiati,40,Saditan,Brebes; Sukesih, 33, Pakijangan, Bulakamba, Brebes; dan Nur Konifah, 30, Wangandalem, Brebes.

Adapun kondisi truk yang tengah tidak memuat semen ini tampak ringsek di bagian depan. Kaca bagian depannya pun pecah semua. Kepolisian Resor Brebes, Jawa Tengah, menetapkan sopir truk tronton,Eman Samsuri Toyib, 45, sebagai tersangka dan diamankan di Mapolres Brebes . Kepala Satuan Lalu Lintas Polres Brebes AKP Matrius menjelaskan, kecelakaan diduga terjadi karena kelalaian pengemudi truk, yakni mengantuk saat mengemudi.

Hal itu terungkap dari pemeriksaan terhadap sopir asal Desa Bumiharja,Kecamatan Anyer, Rembang, dan kernetnya, M Yani, 25, warga Desa Sarang, Kecamatan Rembang, berikut sejumlah saksi mata. ”Keterangan sopir menyebutkan bahwa dia mengantuk,” ujar Matrius. Dari keterangan di lapangan, diketahui saat kejadian truk melintas di lajur kanan dan di depannya ada bus kecil yang mengambil lajur kiri.

Sopir truk diduga akan mendahului bus,tapi rupanya sopir truk terus saja mengambil arah kanan hingga menabrak pasar tumpah. ”Sopir truk terlalu ke kanan saat menyalip bus,” katanya. Pemerintah setempat sudah memberikan bantuan dan santunan kepada korban, begitu pula Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa yang kebetulan tengah melakukan kunjungan kerja di Kota Bawang ini.

Hatta menyempatkan diri untuk membesuk korban luka di RSUD Brebes. ”Ada sejumlah bantuan yang nilainya mungkin tidak seberapa,tapi semoga itu dapat meringankan beban,” ungkap Hatta yang mengaku ikut berbelasungkawa atas kejadian nahas ini.

Kategori:Uncategorized
  1. Belum ada komentar.
  1. No trackbacks yet.

Tinggalkan komentar